Mengenal Lebih Dekat Terhadap TKGP atau Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Referensirakyat.co.id – Taman Kupu-Kupu Gita Persada [TKGP], di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, Provinsi Lampung memiliki koleksi 189 jenis kupu-kupu khas Sumatera.

Taman Kupu-kupu Gita Persada merupakan tempat wisata yang berada di Kecamatan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung Taman ini memiliki koleksi lebih dari 100 spesies kupu-kupu di Sumatra. Selain, kupul-kupu yang hidup bebas, taman ini juga memiliki 140-an koleksi yang sudah diawetkan semenjak 1997.

Awalnya, tahun 1997, di lahan seluas sekitar 4,8 hektar ini hanya ada 7 spesies kupu-kupu.

Herawati Soekardi, pengelola TKGP berharap, taman konservasi kupu-kupu dapat meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan.

Kupu-kupu memiliki nilai penting bagi lingkungan, tidak hanya membantu penyerbukan bunga tetapi juga sebagai indikator alami terjadinya perubahan habitat di suatu wilayah.

Troides helena dengan rentang sayap sekitar empat belas sentimeter, terbang bebas di Taman Kupu-Kupu Gita Persada [TKGP], di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Taman ini letaknya sekitar 30 menit dari pusat Kota Bandar Lampung.

Kupu-kupu hitam dengan sayap bawah kuning tersebut merupakan satwa dilindungi yang masuk dalam Famili Papilionidae. Hidup kupu-kupu raja helena dijamin berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Herawati Soekardi [69] pengelola TKGP mengungkapkan, Troides helena dapat dengan mudah ditemui di taman kupu-kupu yang dikelolanya. Serangga bersayap ini hanya meletakkan telurnya di tumbuhan Aristodea tagala.

Aristodea tagala adalah tanaman merambat. Sering juga disebut sirih hutan karena bentuknya yang menyerupai daun sirih. Di TKGP, Aristodea tagala ditanam dalam jumlah besar, pembibitannya pun khusus.

“Kalau tanamannya masih kecil ditutup jaring, jika tidak, si induk kupu-kupu bertelur begitu saja. Jika ada ulatnya [di tanaman kecil tadi], akan segera dipindahkan agar tanaman tidak habis dimakan,” terangnya.

Kupu-kupu Troides helena jantan. Foto: Agustinus Wijayanto/Mongabay Indonesia

Sebanyak 189 spesies kupu-kupu khas Sumatera hidup nyaman di lahan seluas 4,8 hektar tersebut. Menurut Herawati, perlu usaha serius menjalankannya karena konservasi itu menyangkut pelestarian, pengelolaan, dan pemanfaatan.

“Taman ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan.”

Larva dan kupu-kupu dewasa, memiliki makanan masing-masing. Tidak saling berkompetisi. “Ini istimewanya. Kupu-kupu tidak bersaing dengan ulatnya. Ulat makan daun, kupu-kupu makan nektar bunga dan juga buah-buahan,” jelasnya.

Dia menambahkan, umumnya kupu-kupu memiliki makanan spesifik. Atau bersifat monofagus saat menjadi larva [hanya memakan satu jenis tumbuhan]. Induknya tidak akan salah meletakkan telur, biasanya di ujung daun paling muda pada tanaman Aristodea tagala.

Meski begitu, ada juga kupu-kupu yang doyan pada beberapa jenis tanaman seperti spesies Graphium agamemnon. “Konsep konservasinya, kita harus mengenali apa yang dimakan kupu-kupu dan ulatnya. Semua yang dibutuhkan ada di situ,” ungkap mantan dosen biologi Unila [Universitas Lampung].

Banyak jenisnya kupu-kupu di TKGP sebanding dengan keragaman tumbuh inangnya. Tiap larva memerlukan tumbuhan inang berbeda. Selain itu, panjang probosis [alat pengisap nektar] pada setiap spesies kupu-kupu tidak sama.

“Kami tanam asoka, juga kembang kertas yang kira-kira ada nektarnya.”

Kupu-kupu raja helena dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018.

Demikian artikel ini.

Semoga bermanfaat.

Exit mobile version